Eksistensi. Apakah begitu penting ? Entahlah, tapi kelihatan
nya sebagian orang mulai tertipu dengannya. Eksistensi adalah hasil akhir dari
sebuah pekerjaan, mungkin lebih tepatnya, efek. Menjadi dikenal, dihargai,
respect oleh orang lain. Banyak orang melakukan berbagai usaha untuk
mendapatkan eksistensi dirinya. Mulai dari remaja yang mencari perhatian,
hingga para elit yang rela mengorbankan banyak hal untuk eksistensi dirinya,
apakah itu berusaha masuk dunia politik dengan uang yang banyak, atau berusaha
membangun masyarakat agar di hormati, atau sekedar berusaha belajar pidato
untuk dapat didengar oleh orang banyak. Tapi, apakah itu semua penting?
Entahlah
Dikenal orang lain. Setidaknya itu akan membuatmu tersanjung
akan dirimu sendiri, untuk beberapa saat. Merasa diri dihargai, merasa penting.
Sehingga dapat sedikit melayang, mungkin juga lupa akan tujuan diri itu
sendiri. Berusaha memberikan hasil luar yang lebih, apa itu dengan foto yang
membuat orang lain iri, puisi-puisi, kata-kata, ataupun jabatan, yaa yang sebenernya
itu bukanlah hal yang luar biasa, tapi ya itu, keinginan diri untuk
memperlihatkan eksistensi membuat diri ini berusah menampilkannya lebih,
kemudian hal-hal itu jika diterima oleh orang yang juga mengharapkan eksistensi
akan menjadi hal yang membuat iri, sehingga pada akhrinya mereka juga berusaha,
atau paling tidak berkeinginan untuk menunjukkan eksistensi dirinya. Apa yang
terjadi ? ya perang eksistensi diri
Entahlah kawan, apa kau benar-benar menikmati setiap langkah
kau mendaki puncak itu? Atau kau hanya ingin berfoto di puncak itu dengan
keterangan ketinggian puncak itu? Kemudian semua orang mengetahui nya.
Entahlah, hanya dirimu yang mengetahuinya. Jangan membohongi dirimu
Entahlah kawan, apa kau benar-benar ingin membuat perubahan
dengan menjadi ketua ini itu ? Atau hanya sekedar untuk menunjukkan kemampuan
dirimu, atau mungkin ini sebuah batu loncatan bagi dirimu untuk kedudukan yang
tinggi selanjutnya ? Atau ini untuk meraih masa depan? Ingin menjadi pemimpin
masa depan? Berlomba-lomba menjadi pemimpin? Berlomba-lomba mencari kesan bagi
orang lain? Berusaha akrab dengan semua orang? Berteman dengan semua orang? Haha
, itu semua kau lakukan untuk dirimu ? supaya semua orang menghargai dirimu? Ah
seungguh egois kau kawan
Entahlah kawan, aku tak yakin apakah kau benar peduli dengan
pemuda. Kau buat gerakan pencerdasan pemuda, pemimpin masa depan kata kau. Ah,
apa kau sadar, manusia primitif pun punya pemimpin, hewan pun punya pemimpin,
pemimpin itu pasti akan ada jika ada sekumpulan sesuatu, jadi buat apa kau
mempersiapkan pemimpin? Untuk membuat orang-orang bersaing untuk menjadi
pemimpin? Saling sikut? Atau paling tidak membuat orang berusaha untuk
menunjukkan eksistensi dirinya masing-masing, berharap menjadi pemimpin. Mengapa
tak kau naik kan saja kapasitas semua orang, kau cerdaskan semua orang, kau
beri mereka bekal untuk menentukan arah, tak usahlah kau memberi embel embel
menjadi pemimpin, ah kenapa kau anggap menjadi pemimpin itu adalah sebuah
pencapaian ? Pikirkanlah
Entahlah kawan, bahkan mereka-mereka itu, telah menuliskan
bahwa eksistensi itu adalah kebutuhan manusia itu sendiri. Setiap orang
membutuhkan eksistensi katanya, dengan permainan kata kata, dan eksistensi
pendidikan mereka, mereka membuat semua orang setuju kalau eksistensi itu
penting, dan semua orang berusah mendapatkannya, tentunya butuh persaingan. Ah
itu membuat ada sebaian yang mendapatkan lebih dan sebagian lainnya kekurangan. Mengapa kita tidak
berusaha membagi nya, atau paling tidak kita mendapatkannya secara bergantian.
Bukankah kita akan merasakan nikmatnya kenyang ketika kita sebelumnya lapar ?
Mengapa kita mempersiapkan diri kita untuk selalu kenyang dengan eksistensi ?
Kau tau, ketika gerakan kaum buruh, memaksa keadialan untuk
kaum buruh, memaksa untuk negeri di atur oleh kaum buruh, tentu saja banyak
yang tidak mau, karena posisi buruh itu bukan lah pilihan, kebanyakan terpaksa
masuk ke dalam posis itu, nah sekarang mereka ingin berkuasa, mana bisa! Jawab sebagian
lain. Tapi apa yang diperjuangkan mereka adalah penting untuk diperhatikan, yaitu
keadilan sosial bagi seluruh manusia. Tapi yaa posisi mereka tidak
menguntungkan, dan juga posisi mereka menunjukkan sebuah keputus asaan mereka
akan posisi yang terpaksa mereka terima. Selanjutnya? Coba kau bayangkan jika
gerakan itu, gerakan yang ingin keadilan sosia itu, datang dari mereka yang
memegang banyak harta, yang menguasai pos-pos produksi, mereka yang akan banyak
berkorban, atau milik nya akan berkurang jika keadialan sosial berjalan, maka
pelaksanaan keadilan sosial itu akan lebih mudah terjalani.
Nah begitu juga dengan eksistensi, jika ajakan untuk jangan
terlalu mengejar eksistensi diri itu muncul dari orang yang terlihat sudah
mempunya eksistensi itu sendiri, maka perlombaan mengejar eksistensi diri itu
akan lebih mudah di capai.
Buat kau yang sedang penuh dengan eksistensi diri, yang
mungkin membuat dirimu kagum dengan dirimu sendiri, berusahalah tahan dirimu,
buatlah orang melihat kalau eksistensi diri itu bukanlah hal yang luar biasa.
Buat semua orang merasa akan mendapatkan bagian masing masing nya. Karena jika
dimulai dari diri kalian, maka akan lebih diterima, tapi jika dimulai dari
mereka yang ‘kekurangan’ akan diterjemahkan sebagai tuntutan akan kekurangan
Kau bayangkan , sebuah pohon yang penuh dengan buah, di
tengah hutan, dimana ada orang yang tersesat di hutan itu, yang kelaparan.
Kemudian mereka harus memanjat pohon itu untuk mendapatkan buahnya.
Apakah masing masing mereka membutuhkan buah itu? Tentu
saja.
Apakah semua nya bisa memanjat pohon? Mungkin, tapi tentu
saja pohon itu tidak bisa di panjat sekaligus.
Apakah orang yang memanjat pohon itu untuk mengambil buah
perlu di apresiasi ? Tentu saja.
Tapi apakah hanya dia yang berhak untuk mendapatkannya?
Tentu saja tidak
Apakah orang yang tidak ikut memanjat karena mereka putus
asa? Mungkin tidak, mereka sadar pohon itu tidak bisa di panjat sekaligus
Hei, jangan kau buat kakek bijak di bawah pohon itu terpaksa
merebut buah itu.
Jangan kau buat orang merasa tidak akan dapat buah itu jika
tidak berebutan
Hei kau yang memiliki kuasa, jangan kau mengambil buah itu
lebih dari satu, karena akan ada orang yang akan tidak mendapatkannya jika kau
lakukan itu, tapi sebelum kau dapat melakukan itu, kau telah membuat semua
orang berebutan.
Hei juga kau para penyahut, jangan kau ajarkan semua orang
menjadi pemanjat pohon itu, jangan kau banyang-bayangi mereka betapa
beruntungnya menjadi pemanjat, atau walaupun kau ceritakan betapa mulia nya
menjadi pemanjat, sehingga semua orang menjadi ingin menjadi pemanjat. Biarkan
mereka mendapatkan buah mereka masing masing, jangan kau timbulkan kompetisi di
sini, jangan kau ajarkan. Karena ku tau akan akan meminta bagian pada si
pemanjat
Kemudian, si pemanjat menemuiku, diriku yang terpaku dengan
indahnya sinar matahari di balik daun pohon.
“ Hei kau mau buah? “
Aku tersenyum, “ Terimakasih, aku puasa. “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar