Bahagia.
Bagaimanakah kebahagian itu akan dapat diraih ? Apakah dengan harta ? Apakah dengan lingkungan yang nyaman dan aman? Apakah dengan pertemanan?
Apakah orang yang banyak harta akan selalu bahagia? bagaimanakah cerita seorang anak miliuner yang bunuh diri ?
Apakah orang dengan lingkungan yang nyaman dan aman selalu bahagia? Lalu mengapakah tidak sedikit orang yang menentang maut untuk bersenang-senang ?
Apakah dengan pertemanan orang akan selalu bahagia ? Lalu bagaimanakah dengan orang yang selalu menjauhi teman ketika memiliki masalah ?
Entahlah, kawan, akan banyak teori teori tentang kebahagian. Aku juga sudah menyimpulkan beberapa, tentu kau juga, jadi apasalahnya kita berbagi, kan? Tentu kesimpulan-kesimpulan ini muncul karena pengalaman yang dialami, yang memang masih pendek ini.
Begini, aku melihat bahwa kebahagian itu ketika, hal-hal diatas tadi datang disaat yang tepat. Baik itu waktunya, tempatnnya, orang orangnya, semacam right man, right place lah. Misalnya, harta, apakah orang yang selalu berlimpah harta akan bahagia ? entahlah. Tapi coba kau bayangkan orang yang sepertinya pas-pas an, tapi keluarganya tercukupkan kebutuhan nya, sesekali dia pergi jalan-jalan juga, permintaan anak nya terpenuhi. Tapi ia tidak memiliki harta yang berlebih. Juga dengan cerita-cerita orang yang mendapatkan harta secara tiba-tiba ketika sangat membutuhkan. Apakah itu tidak membahagiakan ? Ya itu, salah satu contoh kebahagiaan, mendapat sesuatu yang tidak disangka-sangka pada saat membutuhkan. Kebahagiaan itu juga berlaku disaat kau mendapatkan yang lain, apakah itu ilham saat ujian, ide cemerlang saat rapat, atau tindakan spontan yang begitu membantu.
Ada cerita, saya begitu bahagia, dan merasa bahwa benar bahwa Dia benar benar menjaga, dan mengawasi, Begini ceritanya, kawan.
Hari itu, kemaren, saya bersama seorang teman, selesainya ujian akhir, sedikit berjalan-jalan ke daerah alun-alun Kota Bandung. Tujuannya adalah pertama saya mau beli buku dan film, kedua, teman, si fadel, mau lihat-lihat barang dagangan, di pasar baru, tidak jauh dari alun-alun. Jadi setelah ashar di masjid raya, lanjut dan beli barang tadi, setelah selesai, kami lanjut mau ke pasar baru. Jaraknya sekitar 800 meter lah.
Saya berjalan sambil terus ngobrol dengan fadel. Kemudian, mendekati pasar baru, mulai banyak pedangan yang menjajakan daganganya di emperan toko, seperti jualan kaos, jualan kain, yang biasanya di pajang di lantai, dan menyisakan sedikit jalan untuk para pejalan kaki.
Kemudian, secara tiba-tiba, seseorang yang beradaa dekat dagangan emperan itu, entah apa itu pedangannya, memanggil, sambil mendekatkan tangannya ke kaki saya, sambil bilang " awas a' " , waktu saya mengira dagangannya dia terinjak oleh kaki saya, kemudian saya melihat ke kaki, tidak ada yang terinjak, kemudian ada kotak rokok di samping sepatu saya, kemudian saya pikir mungkin maksudnya rokok si dia tadi jatuh jangan sampe terinjak, sampai saat itu saya mulai teralihkan fokus, kemudian dia bilang, ada lipan a, sambil menggoyangkan celana saya, seakan mau menjatuhkan lipannya, saya pun reflek juga menggoyangkan celana bagian kanan itu -entahlah apa ada lipan di keramaian seperti itu-. Pada saat itu konsentrasi saya sebagian besar sudah ke celana itu.
Kemudian dari sebelah kiri, ada yang menabrak saya. Bukan tabrakan yang kuat, awalnya saya mengira itu hanya pejalan kaki lain yang tergesa-gesa. Nah, disinilah, saya merasa sangat bersyukur, bersyukur atas petunjuk di saat yang tepat begitu. Pada saat itu saya sudah merasa sedikit keanehan dan melirik ke arah saku ( kantong, celana nya jins) kiri saya. Dan sebuah tangan berada dekat dengan saku kiri, dan saya langsung refleks memeriksa HP yang ditaro di saku kiri itu. Dan HILANG.
Nah, disinilah, setelah saya pikir dan renungkan. Betapa besarnya, dan tidak disangka, pertolongan dari sang Maha Mengatur. Kemudian, menyadari HP saya sudah lenyap dari saku, saya langsung menyusuri siapa yang ada di sebelah kiri saya, ada dua orang, entah kenapa, entah apakah keputusan itu tepat atau tidak, saya langsung mengalungkan tangan saya ke leher, mencekik, orang yang berada tepat di kiri saya. Haha, saya masih bingung kenapa saya melakukan itu. Dan terjadilah sedikit keributan.
Kira kira begini, dia menyangkal
"WOI HP !! "
" APA ?! "
" HP !! "
" NGAPAIN SAYA ?!! "
Kemudian saya sedikit mendorong, sehingga orang yang berada di belakangnya juga sedikit terdorong. Disaat saya mau berniat mengecek ke saku orang itu, tiba-tiba orang yang dibelakangnya tadi memberikan HP saya. Kemudian saya mundur, melepaskan tangan dari lehernya. Kemudian dia yang saya cekek maju ke arah saya, dan seperti ga terima. Dan disini, saya merasa tindakan spontan saya benar-benar membantu, saya tidak melawan, saya menahan dia, menjaga jarak, dengan dua tangan kedepan. " Udah mas , Maaf ! "
Saya mundur lagi, sambil terus menatap ke orang-orang itu, sambil memeriksa barang-barang lain di kantong celana, dompet dan Uang, masih aman. Kemudian saya berbalik dan pergi. Kejadiannya begitu cepat, sampai-sampai teman saya ga menyadari nya, dia udah jalan sekitar empat meter an didepan, dan ga sadar apa yang terjadi.
Hal yang saya syukuri dengan tindakan spontan saya :
1. Orang yang saya cekek ga bawa senjata tajam, dan perlawanannya ga begitu kuat, walaupun pipi saya sedikit memar. Saya teringat berita orang yang ditusuk karna melawan penjambret, dan kejadian nya di sekitaran situ juga.
2. Orang itu menyerahkan HP saya, sebenarnya dia bisa menyangkal, karna HP itu sudah berpindah tangan ke rekan nya, dan kalau saja dia tidak menyerahkan HP itu, malahan saya yang bisa dapat masalah karna menyekek orang tanpa bukti.
3. Saya bisa minta maaf ke orang yang saya cekek dan keributan berhenti.
Dalam waktu yang sempit dan suasana yang tegang seperti itu kita tidak memikirkan apa yang akan dilakukan, apa reaksi yang akan diberikan, kadang sudah cakak baru takana silek, selesai bertarung baru ingat ilmu silat. Nah apalagi kalau bukan petunjuk dari yang Maha Mengawasi ? Saya merenungi, itulah ihdinashirotol mustaqim, petunjuk akan jalan lurus, dimana kadang kita tahu akan jalan mana yang lurus, tapi manusia seringlah lupa akan jalan lurus itu, sudah selesai perkara baru ingat bagaimana seharusnya, menyesal mengapa tidak begini begitu, itulah mengapa kita diwajibkan meminta petunjuk itu sebanyak minimal 17 kali sehari, kawan.
Percayalah bahwa ada yang selalu mengawasi, mendampingi, mengatur setiap potongan kehidupanmu, kawan. Dan memohonlah kepada nya rangkaian kehidupan yang indah. :)
N.B :
Baru nyari nyari, ketemu di web nya polisi jabar http://www.lodaya.web.id/?p=7780, setahun yang lalu ini, berarti modus ini udah lama
Bagaimanakah kebahagian itu akan dapat diraih ? Apakah dengan harta ? Apakah dengan lingkungan yang nyaman dan aman? Apakah dengan pertemanan?
Apakah orang yang banyak harta akan selalu bahagia? bagaimanakah cerita seorang anak miliuner yang bunuh diri ?
Apakah orang dengan lingkungan yang nyaman dan aman selalu bahagia? Lalu mengapakah tidak sedikit orang yang menentang maut untuk bersenang-senang ?
Apakah dengan pertemanan orang akan selalu bahagia ? Lalu bagaimanakah dengan orang yang selalu menjauhi teman ketika memiliki masalah ?
Entahlah, kawan, akan banyak teori teori tentang kebahagian. Aku juga sudah menyimpulkan beberapa, tentu kau juga, jadi apasalahnya kita berbagi, kan? Tentu kesimpulan-kesimpulan ini muncul karena pengalaman yang dialami, yang memang masih pendek ini.
Begini, aku melihat bahwa kebahagian itu ketika, hal-hal diatas tadi datang disaat yang tepat. Baik itu waktunya, tempatnnya, orang orangnya, semacam right man, right place lah. Misalnya, harta, apakah orang yang selalu berlimpah harta akan bahagia ? entahlah. Tapi coba kau bayangkan orang yang sepertinya pas-pas an, tapi keluarganya tercukupkan kebutuhan nya, sesekali dia pergi jalan-jalan juga, permintaan anak nya terpenuhi. Tapi ia tidak memiliki harta yang berlebih. Juga dengan cerita-cerita orang yang mendapatkan harta secara tiba-tiba ketika sangat membutuhkan. Apakah itu tidak membahagiakan ? Ya itu, salah satu contoh kebahagiaan, mendapat sesuatu yang tidak disangka-sangka pada saat membutuhkan. Kebahagiaan itu juga berlaku disaat kau mendapatkan yang lain, apakah itu ilham saat ujian, ide cemerlang saat rapat, atau tindakan spontan yang begitu membantu.
Ada cerita, saya begitu bahagia, dan merasa bahwa benar bahwa Dia benar benar menjaga, dan mengawasi, Begini ceritanya, kawan.
Hari itu, kemaren, saya bersama seorang teman, selesainya ujian akhir, sedikit berjalan-jalan ke daerah alun-alun Kota Bandung. Tujuannya adalah pertama saya mau beli buku dan film, kedua, teman, si fadel, mau lihat-lihat barang dagangan, di pasar baru, tidak jauh dari alun-alun. Jadi setelah ashar di masjid raya, lanjut dan beli barang tadi, setelah selesai, kami lanjut mau ke pasar baru. Jaraknya sekitar 800 meter lah.
Saya berjalan sambil terus ngobrol dengan fadel. Kemudian, mendekati pasar baru, mulai banyak pedangan yang menjajakan daganganya di emperan toko, seperti jualan kaos, jualan kain, yang biasanya di pajang di lantai, dan menyisakan sedikit jalan untuk para pejalan kaki.
Kemudian, secara tiba-tiba, seseorang yang beradaa dekat dagangan emperan itu, entah apa itu pedangannya, memanggil, sambil mendekatkan tangannya ke kaki saya, sambil bilang " awas a' " , waktu saya mengira dagangannya dia terinjak oleh kaki saya, kemudian saya melihat ke kaki, tidak ada yang terinjak, kemudian ada kotak rokok di samping sepatu saya, kemudian saya pikir mungkin maksudnya rokok si dia tadi jatuh jangan sampe terinjak, sampai saat itu saya mulai teralihkan fokus, kemudian dia bilang, ada lipan a, sambil menggoyangkan celana saya, seakan mau menjatuhkan lipannya, saya pun reflek juga menggoyangkan celana bagian kanan itu -entahlah apa ada lipan di keramaian seperti itu-. Pada saat itu konsentrasi saya sebagian besar sudah ke celana itu.
Kemudian dari sebelah kiri, ada yang menabrak saya. Bukan tabrakan yang kuat, awalnya saya mengira itu hanya pejalan kaki lain yang tergesa-gesa. Nah, disinilah, saya merasa sangat bersyukur, bersyukur atas petunjuk di saat yang tepat begitu. Pada saat itu saya sudah merasa sedikit keanehan dan melirik ke arah saku ( kantong, celana nya jins) kiri saya. Dan sebuah tangan berada dekat dengan saku kiri, dan saya langsung refleks memeriksa HP yang ditaro di saku kiri itu. Dan HILANG.
Nah, disinilah, setelah saya pikir dan renungkan. Betapa besarnya, dan tidak disangka, pertolongan dari sang Maha Mengatur. Kemudian, menyadari HP saya sudah lenyap dari saku, saya langsung menyusuri siapa yang ada di sebelah kiri saya, ada dua orang, entah kenapa, entah apakah keputusan itu tepat atau tidak, saya langsung mengalungkan tangan saya ke leher, mencekik, orang yang berada tepat di kiri saya. Haha, saya masih bingung kenapa saya melakukan itu. Dan terjadilah sedikit keributan.
Kira kira begini, dia menyangkal
"WOI HP !! "
" APA ?! "
" HP !! "
" NGAPAIN SAYA ?!! "
Kemudian saya sedikit mendorong, sehingga orang yang berada di belakangnya juga sedikit terdorong. Disaat saya mau berniat mengecek ke saku orang itu, tiba-tiba orang yang dibelakangnya tadi memberikan HP saya. Kemudian saya mundur, melepaskan tangan dari lehernya. Kemudian dia yang saya cekek maju ke arah saya, dan seperti ga terima. Dan disini, saya merasa tindakan spontan saya benar-benar membantu, saya tidak melawan, saya menahan dia, menjaga jarak, dengan dua tangan kedepan. " Udah mas , Maaf ! "
Saya mundur lagi, sambil terus menatap ke orang-orang itu, sambil memeriksa barang-barang lain di kantong celana, dompet dan Uang, masih aman. Kemudian saya berbalik dan pergi. Kejadiannya begitu cepat, sampai-sampai teman saya ga menyadari nya, dia udah jalan sekitar empat meter an didepan, dan ga sadar apa yang terjadi.
Hal yang saya syukuri dengan tindakan spontan saya :
1. Orang yang saya cekek ga bawa senjata tajam, dan perlawanannya ga begitu kuat, walaupun pipi saya sedikit memar. Saya teringat berita orang yang ditusuk karna melawan penjambret, dan kejadian nya di sekitaran situ juga.
2. Orang itu menyerahkan HP saya, sebenarnya dia bisa menyangkal, karna HP itu sudah berpindah tangan ke rekan nya, dan kalau saja dia tidak menyerahkan HP itu, malahan saya yang bisa dapat masalah karna menyekek orang tanpa bukti.
3. Saya bisa minta maaf ke orang yang saya cekek dan keributan berhenti.
Dalam waktu yang sempit dan suasana yang tegang seperti itu kita tidak memikirkan apa yang akan dilakukan, apa reaksi yang akan diberikan, kadang sudah cakak baru takana silek, selesai bertarung baru ingat ilmu silat. Nah apalagi kalau bukan petunjuk dari yang Maha Mengawasi ? Saya merenungi, itulah ihdinashirotol mustaqim, petunjuk akan jalan lurus, dimana kadang kita tahu akan jalan mana yang lurus, tapi manusia seringlah lupa akan jalan lurus itu, sudah selesai perkara baru ingat bagaimana seharusnya, menyesal mengapa tidak begini begitu, itulah mengapa kita diwajibkan meminta petunjuk itu sebanyak minimal 17 kali sehari, kawan.
Percayalah bahwa ada yang selalu mengawasi, mendampingi, mengatur setiap potongan kehidupanmu, kawan. Dan memohonlah kepada nya rangkaian kehidupan yang indah. :)
N.B :
Baru nyari nyari, ketemu di web nya polisi jabar http://www.lodaya.web.id/?p=7780, setahun yang lalu ini, berarti modus ini udah lama
Filol menjelaskan, kedua tersangka kerap beraksi di sejumlah
wilayah Kota Bandung seperti kawasan Gasibu, Alun-alun, Tegalega, Sudirman, dan
Otista. “Tersangka Doni dikenal sebagai raja copet,” ucapnya.
Modusnya, sambung Filol, salah satu pelaku menjatuhkan rokok ke
arah celana korban, lalu memegang kaki korban agar perhatian teralihkan.
“Korban berpura-pura membersihkan celana korban. Selanjutnya satu pelaku
lainnya merogoh saku celana korban mengincar dompet dan telepon genggam,”
terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar